# Kisah Nabi Saleh sebenarnya banyak diceritakan di dalam Al-Quran,
terkandung dalam 72 ayat, di dalam 11 surah. Antaranya Surah Al-A'raaf,
ayat 73 hingga 79, Surah Hud ayat 61 hingga ayat 68, Surat Al-Hijr,
Surah Al-Fajr, Surah Asy-Syams, Surah Qaf, Surah Al-Israa’, Surah
Adz-Dzariyaat, Surah Fussilat, Surah Al-Haaqqah dan banyak lagi...#
Menurut salasilah, Nabi Saleh Alaihissalam adalah putra kepada 'Ubaidah
bin Tsamud bin 'Amir bin Iram bin Sam bin Nuh AS. Kirenye, Nabi Saleh ni
keturunan Nabi Nuh Alaihissalam laa...Baginda diutuskan kepada kaum
Tsamud yang hidup di atas bekas runtuhan kaum Aad (kaum Nabi Hud). Name
kaum Thamud ni diambil daripada name moyang diorang seperti yang saye
nyatakan kat atas tadi (Ubaidah bin Thamud). Bangsa Tsamud ni sebenarnya
lebih pandai daripada kaum Aad. Setelah kaum Aad binasa, negeri mereka
menjadi tandus dan kering. Kemudian negeri ini dibangun kembali oleh
kaum Tsamud, sehingga menjadi negeri yang hijau dan makmur.
Akan tetapi, same macam kaum Aad yang terdahulu, kaum Tsamud pun menjadi
sombong dan lupa diri dengan kehebatan yang mereka miliki tu..macam
biaselaa..bile kuat, mereka yang kuat akan menekan mereka yang lemah
atau yang xde pengaruh ni. Mereka pun tidak mau mendengarkan dakwah Nabi
Saleh AS
Pelajaran Dari Kisah Nabi Saleh A.S.
Pengajaran
yang menonjol yang dpt dipetik dari kisah Nabi Saleh ini ialah bahwa
dosa dan perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga
masyarakat dpt berakibat negatif yang membinasakan masyarakat itu
seluruhnya.
Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur dan
bahkan tersapu bersih dari atas bumi karena dosa dan pelanggaran
perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa gelintir orang pembunuh
unta Nabi Saleh A.S.
Di sinilah letaknya hikmah perintah Allah agar
kita melakukan amar makruf nahi mungkar. Karena dengan melakukan tugas
amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu kifayah itu,
setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran yang terjadi
di dalam masyarakat dan lindungan kita ,kita telah membebaskan diri
dari dosa menyetujui atau merestui perbuatan mungkar itu
Bersikap
pasif acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang berlaku di
depan mata dapat diertikan sebagai persetujuan dan penyekutuan terhadap
perbuatan mungkar itu.
Labels: tazkirah